Hampir
seluruh gerakan pada tubuh dapat meningkatkan beban pada lumbal spine,
dari beban yang sedang selama berjalan dengan lambat atau gerakan
twisting yang mudah sampai beban yang tinggi selama latihan/exercise
(Nachemson and Elfstrom, 1970). Beberapa latihan yang sangat
mempengaruhi beban pada lumbal spine adalah latihan strengthening untuk
otot-otot erector spine dan abdominal. Latihan-latihan tersebut harus
dilakukan secara efektif dengan cara menyesuaikan beban yang dihasilkan
oleh spine dengan kondisi punggung/back setiap orang.
Untuk melatih otot-otot erector spine dalam posisi prone lying,
sebaiknya dihindari posisi seperti pada gbr. 6.7a bagi pasien-pasien LBP
walaupun dapat menghasilkan kontraksi otot yang lebih besar. Hal ini
disebabkan karena posisi tersebut dapat menghasilkan stress yang lebih
besar pada struktur spine (terutama diskus lumbalis). Oleh karena itu,
posisi yang lebih baik adalah posisi awal latihan yang mempertahankan
vertebra lebih paralel.
Sedangkan latihan untuk otot abdominal, ada beberapa posisi awal
latihan yang tidak menghasilkan beban tinggi pada lumbal spine seperti
bilateral/unilateral SLR, trunk curl method atau reverse curl dengan
modifikasi tahanan isometrik. Bilateral/unilateral SLR lebih banyak
mengaktifkan otot psoas daripada otot abdominal sehingga aktivitas otot
tersebut cenderung untuk menarik lumbal spine kearah lordosis.
Sedangkan metode latihan sit-up dengan posisi hip dan knee bengkok
(fleksi) sangat besar mengaktifkan otot abdominal daripada otot psoas,
tetapi juga menghasilkan beban yang tinggi pada lumbal spine terutama
pada diskus intervertebralis (Nachemson and Elfstrom, 1970). Beban
tersebut dapat dikurangi dengan cara hanya melakukan trunk curl .Metode
reverse curl dapat mengaktifkan otot abdominal dan obliqus external et
internal, dan jika dimodifikasi dengan memberikan tahanan isometrik
pada knee akan menjadi lebih efektif untuk strengthening otot abdominal
karena tekanan pada diskus juga rendah .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar