Manfaat
Penambahan Knee Support Pada Pelaksanaan Terapi MWD, US, Latihan
Isometrik Terhadap Pengurangan Nyeri Akibat Cidera Ligamen Collateral
Medial Lutut Stadium Lanjut
S.Indra Lesmana, Andrianto
Abstrak.
Cidera ligamen collateral medial sendi lutut merupakan salah satu
cidera pada sendi lutut yang mengenai tali pengikat sendi bagian medial
yang diakibatkan oleh trauma langsung pada bagian medial
sendi
lutut. Penelitian dilakukan di RSUD. Kota Bekasi dari bulan Agustus
2004–Februari 2005 yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh
MWD, US, Latihan Isometrik dan Pemakaian Knee Support dengan MWD, US,
dan Latihan Isometrik terhadap penurunan nyeri akibat Cidera
Ligamen Collateral Medial Sendi Lutut Stadium Lanjut. Analisa data
dengan uji Wilcoxon untuk mengetahui kemaknaan perlakuan. Sedangkan
untuk mengetahui ada perbedaan kemaknaan antara perlakuan yang diberikan
pada kelompok perlakuan 1 dengan kelompok perlakuan 2 digunakan uji
Mann Whitney. Penelitian menyimpulkan bahwa pemberian terapi MWD, US,
Latihan Isometrik, dan Pemakaian Knee Support berpengaruh dalam
mengurangi nyeri akibat cidera Ligamen Collateral Medial Lutut Stadium
Lanjut dengan nilai P Value=0,005 (P<α, α=0,05). Pada pemberian
terapi MWD, US, dan Latihan Isometrik juga berpengaruh dalam mengurangi
nyeri akibat cidera Ligamen Collateral Medial Lutut Stadium Lanjut
dengan nilai P Value=0,005 (P<α, α=0,05). Dari uji Mann Whitney
didapat nilai P value=0,000 (P<α, α=0,05), yang berarti ada perbedaan
yang sangat bermakna terhadap pengurangan nyeri antara kelompok
perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2. Kata Kunci: Knee Support, Latihan Isometrik, Cidera Ligamen Collateral Medial
Pengaruh Penggunaan Splint Terhadap Penurunan Spastisitas Penderita Stroke
Totok Budi Santoso, J. Hardjono
Abstrak. Penelitian
yang akan dilakukan ini bertujuan ingin mengetahui bagaimanakah
pengaruh splint dan berapakah waktu yang diperlukan untuk dapat
menurunkan tonus otot yang tinggi pada penderita stroke. Penelitian ini
adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment. Desain
penelitian dilakukan menurut rancangan pretest-postest with control
Group . Dalam rancangan dilakukan pemilihan untuk menentukan kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan, kemudian dilakukan pretest (01) pada
ketiga
kelompok,
diikuti intervensi (X1) pada kelompok eksperimen. Agar efek pemberian
splint terlihat antara berbagai lama waktu pemakaian, maka kelompok
eksperimen terdiri atas tiga kelompok (A , B, dan C). Kelompok
eksperimen A diberikan perlakuan berupa pemakaian splint selama 1 jam,
kelompok B diberikan
pemakaian
splint selama 2 jam, sedengan kelompok C diberikan perlakuan pemakain
splint selama 3 jam. Populasi dalam penelitian adalah semua penderita
stroke yang melakukan kunjungan ke poliklinik fisioterapi RSU PKU
Muhammadiyah Surakarta periode Januari sampai dengan April 2005.
Pengambilan sampel
menggunakan
teknik purposive sampling. Jumlah sampel ditetapkan 60 dengan
masing-masing kelompok perlakuan sebanyak 20 orang. Pengumpulan data
dengan menggunakan skala asworth yang telah
dimodifikasi
baik sebelum maupun setelah pemakain splint. Analisa data meliputi
analisis deskriptif kemudian diikuti analisa uji beda baik dalam setiap
kelompok perlakuan maupun antar kelompok perlakuan. Untuk melakukan
analisa ini peneliti menggunakan alat bantu software SPSS versi 10.00
for windows. Metode analisa yang dipakai adalah analisa statistik non
parametrik Wilcoxon untuk uji beda dalam kelompok dan Kruskal-Wallis
untuk uji beda antar kelompok. Pada akhir penelitian ternyata pada
pemakaian alat bantu splint selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam semuanya dapat
menurunkan spastisitas otot penderita stroke dengan hasil statistik
yang bermakna. Waktu yang paling efektif dalam pemakaian splint
untuk menurunkan spastisitas otot penderita stroke adalah selama 2 jam.
Terdapat perbedaan yang bermakna antara pemakaian alat bantu splint
selama 1 jam, 2 jam dengan 3 jam terhadap penurunan
spastisitas penderita stroke. Kata Kunci : Splint, Spastisitas, Stroke
Beda
Pengaruh Penambahan Long Axis Oscillated Traction Pada Intervensi MWD
Dan TENS Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Pada Capsullar Pattern Akibat
Osteoatritis Lutut
M.Irfan, Rizka Gahara
Abstrak.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pengaruh penambahan Long
axis oscillated traction pada intervensi MWD dan TENS terhadap penurunan
nyeri pada kondisi capsullar pattern akibat osteoatritis lutut.
Penelitian ini dilaksanakan di unit Fisioterapi RSAL MINTOHARDJO
Bendungan Hilir, Jakarta. Dimulai pada tanggal 11 Juli sampai 20 Agustus
2005. Penelitian bersifat Quasi eksperimental dan mengunakan teknik
perposive sampling. Osteoatritis adalah suatu patologi yang mengenai
kartilago hialin
dari
sendi lutut, kondisi ini berpengaruh pada pengerasan jaringan
subchondral, rawan sendi mengeras, pemendekan capsul-ligament, spasme
otot dan terjepitnya saraf poli modal yang berada di sekitar sendi oleh
osteofite maka keluhan yang dapat timbul yaitu berupa nyeri. Pemberian
intervensi MWD, TENS dan long axis oscillated traction memberikan
pengaruh yang sangat bermakna pada penurunan nyeri akibat osteoatritis
lutut. Hal ini disebabkan karena efek terapetik dari MWD dan TENS
melalui level sensoris dan level spinal serta efek traksi pada jaringan
sekitar sendi. Hasil uji Mann-Whitnay selisih nilai VAS akhir pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukan nilai P = 0,001, terdapat perbedaan pengaruh yang
sangat
signifikan pada kedua kelompok. Peneliti menyimpulkan bahwa penambahan
long axis oscillated traction pada intervensi MWD, TENS berpengaruh
terhadap penurunan nyeri pada capsullar pattern akibat osteoatritis
lutut. Dengan demikian pemilihan salah satu metoda dapat digunakan
sebagai solusi dan juga kombinasi kedua intervensi tersebut dapat
digunakan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Kata Kunci: Long Axis Oscillated Traction, Capsular Pattern, Osteoarthritis
Perbedaan
Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound
Underwater Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound
Gel Terhadap Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis
Heri Periatna, Liza Gerhaniawati
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian intervensi Micro Wave
Diathermy
(MWD) dan Ultrasound Underwater dengan intervensi Micro Wave Diathermy
(MWD) dan Ultrasound gel terhadap penurunan nyeri pada kasus plantar
fascitis. Plantar fascitis terjadi karena penguluran yang berlebihan
pada plantar fascianya yang dapat mengakibatkan suatu inflamasi pada
fascia plantaris yang khususnya mengenai bagian medial calcaneus
sehingga dapat menimbulkan nyeri. Metode penelitian bersifat Quasi
eksperimental untuk mengetahui efek suatu perlakuan pada objek
penelitian. Serta untuk mempelajari manfaat pemberian intervensi MWD dan
ultrasound underwater terhadap penurunan nyeri pada kasus plantar
fascitis dengan metoda pretest post test design. Penelitian menyimpulkan
bahwa pemberian MWD dan ultrasound underwater dan MWD dan ultrasound
gel berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada plantar fascitis, namun
berbeda dalam kecepatan penurunannya. Kata Kunci: Ultrasound, Micro Wave Diathermy, Plantar Fascitis
Perbedaan
Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And
Stretching Dengan Short Wave Diathermy Dan Transverse Friction Terhadap
Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula
Sugijanto, Bunadi
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi Short wave Diathermy dan
Contract
Relax and Stretching dengan Short Wave Diathermy dan Transverse
Friction terhadap pengurangan nyeri akibat sindroma nyeri miofasial otot
levator skapula, dimana sampel penelitian ini
diperoleh
dari poliklinik fisioterapi Badan RSUD Arjawinangun dengan jumlah
sampel penelitian 20 orang laki-laki dan perempuan dengan umur 30-40
tahun yang penelitiannya dilaksanakan pada 23 Juli sampai 3 September
2004. Sindroma nyeri miofasial otot levator skapula adalah suatu
gangguan lokal pada otot levator Skapula dimana didapatkan adanya
miofasial trigger point atau taut band yang membentuk seperti jalinan
tali dan dirasakan nyeri menjalar (referred pain) saat diprovokasi dan
menimbulkan reflek ketegangan pada otot yang besangkutan. Dengan
penerapan intervensi Short Wave Diathermy dan Contract Relax and
Stretching sebagai perlakuan I, dan penerapan Short Wave Diathermy dan
Transverse Friction sebagai perlakuan II, dapat mengurangi nyeri akibat
sindroma nyeri miofasial otot levator skapula. Dalam penelitian yang
dilakukan pada uji kolmogorov–Smirnov sebelum intervensi hasilnya adalah
p=0,759 yang berarti tidak ada perbedaan tingkat nyeri sebelum
intervensi pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Dari
kedua perlakuan intervensi ini ternyata sesuai dengan hasil pengujian
analisis penelitian setelah dilakukan empat kali intervensi dan
berdasarkan hasil uji Mann-Whitney, diperoleh nilai p=0,002 yang berarti
bahwa ada perbedaan pengaruh yang sangat signifikan terhadap
pengurangan nyeri akibat sindroma nyeri miofasial otot levator skapula
antara kelompok perlakuan I dengan penerapan terapi Short Wave Diathermy
dan Contact Relax and Stretching dengan kelompok perlakuan II dengan
terapi Short Wave Diathermy dan Transverse Friction. Dimana
kesimpulannya adalah terapi Short Wave Diathermy dan Contract Relax and
Stretcing sangat bermakna pengaruhnya terhadap pengurangan nyeri akibat
sindroma nyeri miofasial otot levator skapula dari pada terapi Short
Wave Diathermy dan Transverse Friction.
Kata Kunci: Contract Relax and Stretching, Transverse Friction, Sindroma Miofasial Otot Levator Skapula.
|
Jumat, 22 Februari 2013
Abstrak Fisioterapi Vol. 6 No. 1, April 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About
Postingan Populer
-
Banyak pasien stroke telah berpaling ke terapi alternatif seperti pijat refleksi untuk membantu mereka dalam pemulihan. Pijat refleksi bis...
-
Skizofrenia adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental yang ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realita...
-
KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA Disusun Oleh: 1. Azar Hanifa h (P 068) 2. Firmansy...
-
I. INTRODUCTION Popliteal Fossa - is a diamond shaped area locates behind the knee. This region contains important structures that pa...
-
Ditulis oleh : Heru Purbo Kuntono, Dipl. PT, M.Kes Problem sex pasca stroke dipengaruhi oleh beberapa factor : 1.Usia 2.Body ...
-
Definisi sindrom down Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abn...
-
Fisioterapi menurut kongres WCPT / World Confederation Physical Therapy, Yokohama, 1999 seperti dalam kutipan ini : “ …. Physical Therapy ...
-
Penderita mungkin mengalami syok berat dan tidak dapat berdiri. Tungkainya terletak dalam posisi tinggi yang sesuai denga...
-
KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA Disusun Oleh: 1. Azar Hanifa h (P 068) 2. Firmansy...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar